Rangkaberita.com — Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Bali baru-baru ini merilis tren produk wisata yang diprediksi akan mendominasi industri pariwisata di Bali pada tahun 2026. Pengumuman ini menjadi panduan penting bagi pelaku industri pariwisata, termasuk agen perjalanan, hotel, restoran, dan penyedia layanan wisata, untuk menyesuaikan strategi dan inovasi mereka agar tetap relevan di pasar yang terus berkembang.
Menurut Ketua ASITA Bali, tren wisata di masa depan tidak hanya menekankan pada pengalaman tradisional, tetapi juga pada personalisasi, keberlanjutan, dan teknologi digital.
“Tahun 2026 akan menjadi era di mana wisatawan mencari pengalaman yang unik, terpersonalisasi, dan ramah lingkungan. Bali sebagai destinasi harus mampu menyesuaikan diri dengan perubahan preferensi ini,” ujarnya dalam acara peluncuran tren tersebut.
Salah satu tren utama yang dirilis adalah wisata berbasis pengalaman atau experiential tourism. Wisatawan kini lebih tertarik pada kegiatan yang memungkinkan mereka terlibat langsung, seperti belajar memasak masakan Bali, ikut serta dalam upacara adat, atau berpartisipasi dalam proyek konservasi lingkungan. Tren ini menunjukkan bahwa wisatawan tidak hanya ingin melihat objek wisata, tetapi juga merasakan budaya dan gaya hidup lokal secara mendalam.
Selain itu, wisata berkelanjutan atau eco-tourism diprediksi akan terus meningkat. Kesadaran akan isu lingkungan mendorong wisatawan untuk memilih akomodasi ramah lingkungan, transportasi hijau, dan aktivitas yang mendukung konservasi alam. ASITA Bali menekankan pentingnya pelaku industri pariwisata untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan dalam layanan mereka. Hotel, misalnya, didorong untuk menggunakan energi terbarukan, mengurangi penggunaan plastik, dan menyediakan program edukasi lingkungan bagi tamu.
Tren lain yang menjadi sorotan adalah digitalisasi dan wisata berbasis teknologi. Teknologi akan semakin memengaruhi cara wisatawan merencanakan, memesan, dan menikmati perjalanan mereka. Aplikasi mobile, virtual tour, augmented reality (AR), dan artificial intelligence (AI) diprediksi menjadi bagian integral dari pengalaman wisata. Pelaku pariwisata di Bali diharapkan dapat memanfaatkan teknologi ini untuk meningkatkan pelayanan, menawarkan paket yang lebih personal, dan memberikan pengalaman interaktif bagi wisatawan.
Selain itu, ASITA Bali juga menyoroti wisata kesehatan dan wellness tourism yang diprediksi akan semakin diminati. Bali, yang sudah dikenal dengan spa, yoga, dan retreat, dapat lebih mengembangkan produk wisata yang menekankan kesejahteraan fisik dan mental. Wisatawan tidak hanya mencari liburan, tetapi juga pengalaman yang meningkatkan kesehatan, relaksasi, dan keseimbangan hidup.
Tren terakhir yang mendapat perhatian adalah wisata niche atau khusus, seperti wisata kuliner, wisata petualangan, dan wisata kreatif. Wisatawan modern cenderung mencari pengalaman yang unik dan berbeda dari paket wisata umum. Misalnya, wisata kuliner yang mengeksplorasi makanan lokal, wisata petualangan di alam terbuka, atau wisata kreatif yang melibatkan seni dan kerajinan lokal. ASITA Bali menekankan bahwa inovasi produk menjadi kunci untuk menarik segmen pasar ini.
Dalam menghadapi tren ini, ASITA Bali mendorong seluruh pelaku industri untuk berkolaborasi dan saling mendukung. Pelatihan SDM, promosi digital, serta inovasi produk menjadi langkah penting agar Bali tetap kompetitif sebagai destinasi wisata global.
“Kita harus siap beradaptasi, berinovasi, dan mengutamakan keberlanjutan agar industri pariwisata Bali tetap berkembang dan memberikan pengalaman terbaik bagi wisatawan,” tambah Ketua ASITA Bali.
Secara keseluruhan, rilis tren produk wisata 2026 ini memberikan gambaran jelas tentang arah industri pariwisata Bali. Dengan memahami preferensi wisatawan masa depan, para pelaku wisata dapat mempersiapkan strategi yang tepat, menghadirkan layanan yang lebih baik, dan memastikan Bali tetap menjadi destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Dengan kombinasi pengalaman unik, keberlanjutan, teknologi, kesehatan, dan inovasi produk niche, industri pariwisata Bali diprediksi akan tetap dinamis dan menarik pada tahun 2026. ASITA Bali menegaskan bahwa kunci kesuksesan adalah adaptasi dan kreativitas dalam menghadirkan pengalaman wisata yang relevan dan memuaskan bagi semua segmen wisatawan.