Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menjelang Akhir 2025

Optimisme Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Menjelang Akhir 2025

Rangka Berita – Perekonomian Indonesia menunjukkan tren positif di tahun 2025, dengan proyeksi pertumbuhan yang semakin menguat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa ekonomi RI tumbuh 5,12% year-on-year pada kuartal II 2025, sebuah capaian yang melebihi ekspektasi banyak pihak. Sementara itu, ekonom dari Segara Research Institute memperkirakan bahwa pertumbuhan sepanjang tahun dapat berada di kisaran 5,1–5,2%, di topang oleh konsumsi rumah tangga, belanja publik, serta momentum libur Natal dan Tahun Baru.

Pemerintah, di sisi lain, tetap optimistis meski lembaga internasional seperti Bank Dunia meragukan target tersebut. Menteri Keuangan menegaskan bahwa stimulus fiskal dan penempatan dana negara di bank-bank milik negara bertujuan menjaga likuiditas dan menjaga momentum pertumbuhan.

Bank Indonesia turut memperkuat kebijakan guna menjaga stabilitas, dengan menitikberatkan pada lima area utama meski menghadapi risiko global seperti suku bunga tinggi dan inflasi.

Laju Investasi Menguat, Realisasi dan Proyeksi Menjanjikan

Investasi di Indonesia mencatat tren menggembirakan. Pada kuartal I 2025, realisasi investasi mencapai Rp 465,2 triliun, tumbuh 15,9% di bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.  Pertumbuhan ini tidak hanya mencerminkan daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi, tetapi juga efek positif pada penciptaan lapangan kerja. Laporan mencatat serapan tenaga kerja langsung sebanyak 594 ribu orang dari investasi tersebut.  Di sisi lain, proyeksi investasi ke depan juga cukup ambisius.

Pemerintah menargetkan aliran investasi senilai Rp 1.884 triliun pada 2025, terutama dari sektor energi terbarukan, sebagai bagian dari dorongan ke arah green economy. Tak kalah menarik, Bank Dunia dalam analisisnya menyebut bahwa peluncuran instrumen strategis seperti “BPI Danantara” (sovereign wealth fund) bisa meningkatkan portofolio investasi publik dan swasta di Indonesia. Sektor teknologi menjadi magnet utama bagi investor dalam beberapa tahun terakhir, dan prospeknya tetap cerah.

Menurut laporan e-Conomy SEA, transaksi ekonomi digital Indonesia di perkirakan akan melonjak, sementara aliran modal ke fintech, AI, dan startup digital di dalam negeri akan terus meningkat. Namun, di balik optimisme itu, Bank Dunia mengingatkan pemerintah akan risiko dari tantangan eksternal, seperti gejolak perdagangan internasional dan fluktuasi harga komoditas.

Untuk menjaga iklim investasi tetap kondusif, Bank Dunia menyarankan agar pemerintah mempercepat deregulasi dan reformasi struktural. Langkah ini di nilai penting agar pertumbuhan jangka panjang tidak terhambat dan manfaat dapat di rasakan secara luas oleh masyarakat.