Rangka Berita — Material metal pernah menjadi simbol kemewahan pada Smartphone di mana banyak produsen berlomba menggunakannya. Perubahan tren desain dan kebutuhan teknologi membuat keberadaannya semakin berkurang. Material metal pernah digunakan Xiaomi pada seri awal Redmi Note dan Android One. Namun, sekarang kita lebih sering menemukan smartphone dengan material plastik, kaca, hingga keramik. Perangkat modern membutuhkan struktur yang mampu mengakomodasi banyak komponen baru tanpa mengganggu performa. Metal ternyata memiliki batas yang sering menimbulkan kompromi dalam desain smartphone saat ini. Perubahan kebutuhan inilah yang akhirnya memengaruhi keputusan para produsen.
Smartphone masa kini harus mendukung berbagai teknologi jaringan mulai dari 4G hingga 5G. Material metal dapat menghambat sinyal sehingga produsen perlu menambahkan garis antena atau bagian plastik. Upaya ini dianggap mengurangi estetika dan menyulitkan proses produksi. Model terbaru lebih memilih material yang lebih ramah terhadap transmisi sinyal. Perubahan ini membuat desain menjadi lebih bersih tanpa garis pemisah antena. Produsen akhirnya menilai metal kurang efisien untuk kebutuhan konektivitas modern.
Kebutuhan Desain yang Llebih Fleksibel
Tren layar penuh membuat produsen harus merancang bodi yang mudah di bentuk. Metal memiliki keterbatasan saat di bentuk pada kurva ekstrem atau sudut tertentu. Situasi ini membuat proses manufaktur lebih rumit dan mahal. Di sisi lain, material seperti plastik premium dan kaca memberikan fleksibilitas lebih tinggi. Gaya desain melengkung semakin mudah dicapai tanpa harus mengorbankan durabilitas. Pemilihan material seperti plastik atau kaca membantu produsen menghemat waktu dan biaya dalam proses produksi.
Metal memberikan kesan kokoh tetapi juga menambah bobot perangkat. Smartphone modern membutuhkan bodi yang ringan untuk penggunaan jangka panjang. Bobot berlebihan dapat membuat pengguna cepat lelah saat menggenggam. Material alternatif menawarkan kombinasi kekuatan dan berat yang lebih seimbang. Pengalaman penggunaan menjadi lebih nyaman ketika perangkat terasa ringan. Produsen akhirnya lebih tertarik memakai material yang mengutamakan ergonomi.
Smartphone masa kini memiliki konfigurasi kamera besar, baterai lebih tebal dan modul pendinginan yang lebih rumit. Material metal terkadang menghambat penataan komponen terutama pada area tertentu. Keterbatasan ini dapat mengurangi efisiensi desain internal. Material non metal memberikan ruang yang lebih fleksibel. Proses integrasi komponen menjadi lebih mudah karena tidak perlu menyesuaikan sifat konduktif metal. Produsen bisa mengejar desain yang lebih tipis tanpa mengorbankan performa.

Integrasi Komponen Internal yang Lebih Kompleks
Desain smartphone terus berkembang menuju tampilan yang lebih futuristik dan minimalis. Kaca dan plastik premium lebih mendukung estetika tersebut karena menawarkan kilauan dan transparansi. Metal sulit bersaing dalam hal variasi finishing yang di butuhkan pasar saat ini. Permintaan pengguna juga beralih pada perangkat yang terlihat modern. Material alternatif memberikan lebih banyak opsi visual untuk memenuhi selera konsumen. Perubahan preferensi ini mempercepat turunnya penggunaan metal.
Produsen smartphone kini berfokus pada material yang lebih efisien dan adaptif. Menariknya, material metal masih umum di gunakan pada perangkat tablet. Hal ini karena tablet memerlukan material kokoh untuk menjaga durabilitasnya. Penggunaan plastik pada tablet akan rentan terhadap kerusakan karena ukurannya yang besar. Selain itu, metal juga masih di gunakan untuk frame smartphone, bukan bodi secara keseluruhan. Nah, pernahkah kamu punya smartphone berbahan metal ketika dulu masih banyak di produksi.