setelah membaca pantun putih menganalisis unsur-unsur fisik yang membentuk pantun putih

Di bawah ini adalah pembahasan terkait masalah setelah membaca pantun pantun putih, menganalisis unsur-unsur fisik penyusun pantun pantun putih yang telah dijawab dan diverifikasi ke Kelas: 8 Kursus: B.Indonesia Bab: Bab 1 – Sastra

setelah membaca pantun putih menganalisis unsur-unsur fisik yang membentuk pantun putih

Menjawab :

Berikut analisis unsur-unsur fisik yang terbangun dari Puisi Sajak Putih:

  • artikulasi:”Sajak” adalah alegori dari hati nurani penyair, hati nurani saya, sedangkan “Putihadalah sosok ketulusan, kejujuran, dan keikhlasan. Jadi, “Puisi Putihsendiri berarti suara hatiku yang sangat tulus dan jujur. Pada bait I: “Warna pelangi” berarti gambaran hati seorang pemuda yang sedang gembira. “Buka kerudung sutra” artinya gambar malam hari. “Di mata hitammu mawar dan bunga melati” berarti bola matanya yang indah. Dalam bait II: “Tenang bernyanyi” artinya meminta (berdoa) kepada Allah. “Wajah kolam air jiwa” artinya berduka. “Lagu merdu Dadaku” artinya berkata pada diri sendiri. “Dance all over me” artinya untuk menggambarkan rasa gembira. Dalam bait III: “Hiduplah dari hidupku, pintunya terbuka” artinya untuk menggambarkan bahwa aku merasa hidupnya penuh dengan kemungkinan dan ada jalan keluarnya. “Asalkan matamu memandangku” maknanya adalah kiasan bahwa gadis itu masih mencintaiku, ingin menatap wajahku. “Asalkan darahmu mengalir dari luka itu” maksudnya hidupku penuh harapan asalkan gadis itu masih hidup normal. “Antara kita Kematian datang tidak memisahkan” artinya untuk menggambarkan bahwa meskipun kematian datang keduanya masih saling mencintai, dan tidak akan terpisahkan.
  • Gambar: Citra visual atau penglihatan: terlihat pada baris ke-2 dan ke-8 yaitu “Kamu di depanku dan menarik untuk menari”. Citra indra atau penciuman: terlihat pada bait ke-4 “Rambutmu wangi”. Citra sensorik atau pendengaran: terlihat pada baris ke 5 yaitu “Nyanyian Tenang”.
  • Kata konkret: Dalam puisi “Sajak Putih” ditemukan diksi berupa kata-kata konkrit yang bisa menghasilkan gambar seperti penglihatan, penciuman, dan pendengaran. Kata-kata konkret ini dengan sangat jelas menunjukkan sikap tindakan baik dari penyair maupun pembaca. Kata-kata konkrit ini bertujuan untuk mendeskripsikan unsur-unsur puisi secara tepat agar pembaca dapat merasakan keadaan yang sedang dirasakan penyair.
  • Sajak: Pada puisi “Sajak Putih” secara keseluruhan didominasi oleh adanya vokal berupa /a/, /i/, dan /u/. asonansi vokal /a/ ditemukan dalam baris-baris puisi baris 2, 4, 5, 6, 9, 10, 11, dan 12. Misalnya asonansi vokal (a) yaitu: “Kamu berjilbab di depanku dalam sutra malam” (baris ke-2 bait pertama). “Rambutmu harum saat senja” (baris ke-4 bait pertama). Sedangkan asonansi vokal (i) yaitu: “Bersandar pada tali berwarna pelangi” (bait pertama baris pertama). “Dalam Hitam matamu mekar mawar dan melati” (bait ke-1, baris ke-3).

Diskusi

artikulasi sendiri merupakan makna kiasan yang harus dipahami secara cermat dan menyeluruh,

Gambar Dalam karya sastra, fungsinya adalah untuk menciptakan citra imajinatif bagi pembaca melalui ekspresi tidak langsung.

Catatan :

Mungkin ada kesalahan dalam jawaban atas pertanyaan di atas. Oleh karena itu, orang tua dan siswa dapat memperdalam wawasan mereka untuk mendapatkan jawaban yang lebih baik dan benar. Dengan mencari referensi dari buku sekolah sesuai kurikulum yang telah diterbitkan oleh pemerintah Indonesia.

lihat pertanyaan lain