Rangka Berita – Teknologi navigasi satelit telah menjadi infrastruktur esensial. Teknologi ini mendukung berbagai aplikasi, mulai dari transportasi, survei, pertambangan, mitigasi bencana, keselamatan, hingga sistem komunikasi. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala BRIN Arif Satria, saat membuka Workshop in the Application of Global Navigation Satellite System (GNSS) di Gedung Bj. Habibie Jakarta, Senin (17/11).
Workshop ini merupakan kerja sama BRIN dan United Nations Office for Outer Space Affairs (UNOOSA). Arif menjelaskan, Indonesia telah berpartisipasi aktif dalam kerja sama ruang angkasa di bawah naungan United Nations Committee on the Peaceful Uses of Outer Space (UNCOPUOS) dan International Committee on Global Navigation Satellite Systems (ICG). Selama ini, tndonesia turut berkontribusi dalam pembahasan mengenai interoperabilitas sistem, keberlanjutan, dan penggunaan GNSS secara bertanggung jawab.
“Aplikasi GNSS memiliki berbagai manfaat mulai dari pemetaan, penerimaan sinyal, perencanaan hingga mitigasi bencana, dan terintegrasi dalam prioritas pembangunan nasional. GNSS mendukung transportasi, survei, pertambangan, mitigasi bencana, keselamatan, hingga sistem komunikasi,” ujarnya.
Menyadari pentingnya teknologi navigasi satelit bagi pembangunan infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi, Arif mengatakan, pemerintah mendorong inovasi melalui pemanfaatan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
“Namun demikian, terdapat sejumlah tantangan yang masih perlu diatasi, seperti keterbatasan akses terhadap infrastruktur. Kebutuhan peningkatan kapasitas sumber daya manusia, dan kesenjangan teknologi antarwilayah,” sambungnya.
Melalui workshop ini Arif berharap, peserta dapat memperluas jejaring dan membuka peluang kerja sama baru. “Kami berharap diskusi dan pemaparan hari ini dapat melahirkan gagasan konstruktif untuk masa depan pemanfaatan GNSS secara global,” ujarnya.
Senada dengan Arif. Perwakilan UNOOSA Sharafat Gadimova menyatakan, workshop ini di nilai sebagai langkah penting dalam memperkuat kolaborasi global di bidang navigasi satelit dan pemanfaatannya bagi pembangunan berkelanjutan. Ia juga menyoroti berbagai tantangan global yang saat ini di hadapi bersama, mulai dari ketimpangan antarnegara, tekanan terhadap sumber daya alam, perubahan iklim, di namika demografis, hingga degradasi lingkungan.
“Tantangan ini, hanya dapat dikelola secara efektif melalui upaya kolektif dan kerja sama internasional yang kuat,” terangnya.
Pentingnya satelit di era kini di tegaskan pula olah Direktur Eksekutif Sekretariat Indonesian Space Agency (INASA) Erna Sri Adiningsih. Ia mengungkapkan, integrasi teknologi GNSS dan penginderaan jauh memainkan peran signifikan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
“Peran tersebut terlihat dari beragam peta dan citra satelit, mulai dari informasi mengenai kebakaran hutan, tutupan lahan, mitigasi bencana, inventarisasi sumber daya alam, hingga pemantauan pertanian. Teknologi satelit menjadi fondasi penting bagi pengelolaan lingkungan dan pengambilan keputusan berbasis data,” paparnya.
Untuk dapat memanfaatkan GNSS secara optimal. Erna menjelaskan, di perlukan ekosistem yang kuat. Ekosistem tersebut antara lain mencakup operasi satelit yang andal dan kompatibel, infrastruktur segmen darat yang modern. Di samping itu juga akses teknologi yang terjangkau, pembangunan kapasitas sumber daya manusia, serta dukungan kerja sama internasional. Kami ingatkan terdapat tantangan yang perlu di atasi bersama. Misalnya meningkatnya sampah antariksa, keterbatasan infrastruktur darat. Selanjutnya, isu kompatibilitas antar sistem GNSS global, dan rendahnya akses teknologi di wilayah terpencil, tutupnya.