Pahami 7 Perbedaan Sel Volta dan Sel Elektrolitik

Hai Quipperian, tahukah kamu kalau dulu orang-orang tua pergi ke toko penyepuhan saat emasnya mulai memudar. Pelapisan melibatkan proses elektrokimia yang disebut elektrolisis. Secara umum elektrokimia dibagi menjadi dua yaitu sel volta dan sel elektrolisis. Jadi, apa perbedaan antara sel volta dan sel elektrolisis? Yuk, lihat selengkapnya!

Pengertian Sel Volta dan Sel Elektrolitik

Pada artikel sebelumnya Quipper Blog telah membahas tentang pengertian sel volta dan sel elektrolisis.

Sel volta ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Italia, yaitu Alessandro Volta dan Luigi Galvani. Tak heran jika sel volta juga biasa disebut sel galvanik.

Sel volta adalah jenis sel elektrokimia yang dapat mengubah energi kimia menjadi energi listrik, contohnya baterai. Sedangkan sel elektrolisis adalah jenis sel elektrokimia yang dapat mengubah energi listrik menjadi energi kimia melalui penguraian senyawa elektrolit.

contoh proses pelapisan emas Sel ini ditemukan oleh seorang ilmuwan dari Inggris, yaitu Michael Faraday. Berkat penemuan inilah Faraday dikenal sebagai Bapak Listrik.

Perbedaan Antara Sel Volta dan Sel Elektrolitik

Dari segi pemahaman, dapatkah Anda melihat bahwa kedua sel elektrokimia ini sangat berbeda? Namun, Anda dapat melihat perbedaan penuh pada gambar berikut.

lihat uraian perbedaan antara sel volta dan sel elektrolisis

1. Jenis Muatan Elektroda

Dari gambar di atas terlihat bahwa jenis muatan pada elektroda sel volta berbeda dengan muatan pada sel elektrolisis. Pada sel volta, anoda bermuatan negatif dan katoda bermuatan positif. Sedangkan pada sel elektrolisis, anoda bermuatan positif dan katoda bermuatan negatif. Itu karena elektroda anoda terhubung ke kutub positif Sumber Daya listrik dan elektroda katoda dihubungkan ke kutub negatif Sumber Daya listrik. Agar Anda lebih mudah mengingatnya, perhatikan SUPER “Quipper Solution” berikut ini.

  • Sel volta → KPAN (Katode Ppositif Anoda Nnegatif)
  • Sel elektrolitik → KNAP (Katode Nnegatif Anoda Ppositif)

2. Jenis Reaksi

Pada sel volta, reaksi dapat berjalan secara spontan tanpa energi listrik dari luar, yaitu murni melalui peristiwa oksidasi-reduksi (redoks). Ini bisa dilihat dengan menyalakan lampu tanpa ada Sumber Daya listrik (pada gambar). Sedangkan pada sel elektrolisis, reaksinya tidak spontan, sehingga dibutuhkan energi listrik eksternal untuk menggerakkan elektron di dalamnya. Sumber energi listrik ini diperoleh dari Sumber Daya listrik.

3. Apakah ada jembatan garam

Pada rangkaian sel volta terdapat jembatan garam (pada gambar ditunjukkan garis putus-putus) yang berfungsi menjaga agar muatan cairan elektrolit tetap netral. Jika cairan elektrolit bersifat netral, maka proses redoks dapat berjalan terus menerus hingga timbul arus listrik. Sedangkan pada sel elektrolisis tidak terdapat jembatan garam karena sumber energi listriknya berasal dari luar yaitu Sumber Daya listrik. Sumber arus listrik menyebabkan pergerakan ion-ion dalam elektrolit. Ion negatif akan bergerak menuju anoda dan ion positif akan bergerak menuju katoda.

4. Potensi Sel Standar

Sel volta memiliki potensial sel standar positif. Itu karena sel-sel ini dapat berlangsung secara spontan. Anda dapat melihat potensial standar itu dalam daftar deret volta. Sementara itu, sel elektrolisis memiliki potensial sel standar negatif.

5. Arah Aliran Elektron

Seperti yang diketahui Quipperian, sel volta dapat terjadi secara spontan melalui peristiwa redoks. Peristiwa ini memicu aliran elektron dari anoda yang bermuatan negatif ke katoda yang bermuatan positif. Dalam sel elektrolisis, elektron dihasilkan oleh arus listrik (Sumber Daya listrik) mengalir menuju katoda. Dari katoda, elektron mengalir melalui larutan elektrolit ke anoda bermuatan positif.

6. Perubahan Energi

Perbedaan sel volta dan sel elektrolisis dalam hal perubahan energi adalah sebagai berikut.

  • Dalam sel volta, reaksi kimia (reduksi oksidasi) pertama terjadi yang menyebabkan aliran elektron dari anoda ke katoda. Selanjutnya, aliran elektron akan menghasilkan arus listrik yang kuat. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi kimia menjadi energi listrik.
  • Dalam sel elektrolisis, sel awalnya dialiri arus listrik yang menghasilkan aliran elektron dari Sumber Daya listrik menuju katoda, sehingga elektroda ini bermuatan negatif. Akibatnya ion positif dari cairan elektrolit akan bergerak mendekati katoda dan kemudian mengalami reduksi. Sedangkan ion negatif akan bergerak mendekati anoda dan kemudian mengalami oksidasi. Pada peristiwa ini terjadi perubahan energi listrik menjadi energi kimia.

7. Kegunaan

Dari segi kegunaan, kedua jenis sel elektrokimia ini jelas berbeda. Umumnya sel volta digunakan sebagai sumber arus listrik berupa baterai pada alat-alat elektronik, seperti radio, remote tv, mainan anak, dan lain sebagainya. Sementara itu, sel elektrolisis digunakan untuk melapisi logam agar terlihat lebih mengkilat. Misalnya proses penyepuhan pada emas yang sudah pudar warnanya, pemurnian logam dari kotoran, dan pembuatan beberapa jenis gas untuk skala industri.

Tahukah Anda bahwa rangkaian sel volta dan sel elektrolisis dapat ditemukan hanya dalam satu alat, Kamu tahu? Misalnya, saat Anda menggunakan ponsel. Saat baterai HP dalam keadaan hidupmengenakan biaya, reaksi sel elektrolisis akan terjadi. Sedangkan saat HP selesai menyalamengenakan biaya kemudian Anda menggunakannya, maka akan terjadi reaksi sel volta.

Sampai di sini, apakah Quipperian sudah paham?

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang perbedaan sel volta dan sel elektrolisis. Semoga bermanfaat, ya