Backlink hizmetleri hakkında bilgi al
Hacklink satın almak için buraya tıklayın
Hacklink satışı için buraya göz atın
Hacklink paneline erişim sağla
Edu-Gov Hacklink ile SEO'nuzu geliştirin

Backlink
Backlink hizmeti al

Hacklink
Hacklink hizmetleri hakkında bilgi al

Hacklink Al
SEO dostu hacklink satın al

Hacklink Satışı
Hacklink satışı ve hizmetleri

Hacklink Satın Al
SEO için hacklink satın al

Hacklink Panel
SEO hacklink paneli

Edu-Gov Hacklink
Etkili EDU-GOV hacklink satın al

For more information and tools on web security, visit DeepShells.com.tr.

To get detailed information about shell tools, visit DeepShells.com.tr.

To learn more about Php Shell security measures, check out this article.

For the best Php Shell usage guide, click on our guide.

If you want to learn about Aspx Shell usage to secure web applications, click here.

What is Aspx Shell and how to use it? Check out our Aspx Shell guide: Detailed information about Aspx Shell.

For detailed information about Asp Shell security tools in web applications, you can check out this article.

Discover the best Asp Shell usage guide for developers: Asp Shell usage.

Memahami Pengertian Aturan Oktet, Ciri-Cirinya dan Perkecualiannya

Quipperian, apakah Anda pernah mempelajari atau pernah mempelajari ikatan kovalen dan ikatan ionik? Jika iya, tentu Anda sudah tidak asing lagi dengan istilah aturan oktet.

Hal ini dikarenakan istilah aturan oktet cukup sering dijumpai pada bahan ikatan kovalen dan ikatan ionik.

Jadi, apa itu ikatan oktet? Bagaimana Anda tahu apakah suatu obligasi memenuhi aturan ini atau tidak? Apa penyimpangan dari aturan oktet? Cari tahu jawabannya melalui pembahasan berikut, yuk!

Memahami Aturan Oktet

Aturan oktet adalah aturan yang menyatakan bahwa atom paling stabil ketika kulit terluarnya (kulit valensi) memiliki delapan elektron. Artinya, atom yang memiliki kurang dari delapan elektron di kulit terluarnya akan cenderung membentuk ikatan dengan atom lain untuk mencapai aturan oktet.

Aturan oktet juga dikenal sebagai konfigurasi stabil gas mulia. Mengapa? Hal ini karena atom gas mulia yang terletak pada golongan VIIIA dalam tabel periodik merupakan atom inert (sulit bereaksi).

Atom gas mulia sulit bereaksi karena tergolong atom stabil. Menurut GN Lewis dan W. Kossel, kestabilan atom gas mulia disebabkan oleh delapan elektron valensinya, kecuali unsur He yang hanya memiliki dua elektron. Hal inilah yang menjadi dasar munculnya aturan oktet.

Jadi, jika sebuah atom ingin stabil, ia harus memiliki delapan elektron di kulit terluarnya. Anda dapat melakukannya dengan membentuk ikatan dengan atom lain. Ikatan yang terjadi dapat berupa ikatan kovalen, ikatan ionik, dan ikatan kovalen koordinasi.

Aturan Oktet Gas Mulia

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, atom gas mulia (golongan VIIIA) merupakan atom yang paling stabil karena memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, kecuali atom He. Hal inilah yang menjadi dasar munculnya aturan oktet.

Berikut ini adalah konfigurasi elektron atom gas mulia.

Atom Simbol Nomor atom Konfigurasi elektron Elektron Valensi
Helium Hai 2 2 2
Neon Ne 10 2 8 8
Argon Ar 18 2 8 8 8
Kripton cr 36 2 8 18 8 8
Xenon Xe 54 2 8 18 18 8 8
Radon Rn 86 2 8 18 32 18 8 8

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap atom gas mulia memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, kecuali atom He, karena sudah memiliki konfigurasi elektron penuh, sehingga dikenal dengan aturan duplet.

Ciri-ciri Aturan Oktet

Dalam ikatan kimia, Anda mungkin tidak hanya menemukan istilah aturan oktet, tetapi juga aturan duplet.

Nah, agar tidak bingung dalam membedakan aturan oktet dan aturan duplet, Anda perlu mengetahui ciri-ciri aturan oktet.

  • Atom yang memenuhi aturan oktet memiliki delapan elektron pada kulit terluarnya, sedangkan pada aturan duplet, atom memiliki dua elektron pada kulit terluarnya.
  • Ini memiliki konfigurasi elektron orbital ns2 np6 pada akhirnya.
  • Memiliki setidaknya dua orbital.
  • Oktet dapat memiliki semua jenis orbital seperti s, p, d, f, dan seterusnya.

Senyawa Yang Tidak Mengikuti Aturan Oktet

Tidak semua atom memenuhi aturan oktet dalam pembentukannya, terutama atom nonlogam. Ada beberapa atom nonlogam yang tidak memenuhi aturan oktet ini, antara lain:

1. Reaksi antara atom P (fosfor) dan Cl (klorin).

Reaksi antara atom P dan Cl akan menghasilkan PCl3 dan PCl5. Pada senyawa PCl31 atom P akan mengikat 3 atom Cl.

Sedangkan di PCl5, 1 atom P akan mengikat 5 atom Cl. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan struktur Lewis PCl3 dan PCl5 pengikut.

Setiap atom terlibat dalam struktur Lewis PCl3 memenuhi aturan oktet. Berbeda dengan struktur Lewis PCl5 yang tidak memenuhi aturan oktet.

Terlihat bahwa hanya atom Cl yang memenuhi aturan oktet, sedangkan atom P tidak memenuhi aturan oktet karena memiliki 10 elektron pada kulit terluarnya.

2. Reaksi antara atom B (boron) dan F (fluor).

Senyawa lain yang tidak memenuhi aturan oktet adalah BF3 yang tersusun atas atom B (boron) dan F (fluor).

struktur lewis bf3

Dari gambar di atas terlihat bahwa atom B hanya memiliki 3 elektron pada kulit terluarnya, sehingga membutuhkan 5 elektron untuk memenuhi aturan oktet. Sedangkan atom F hanya memiliki 1 elektron sehingga hanya membutuhkan 7 elektron lagi untuk memenuhi aturan oktet.

Setiap atom F menerima 1 elektron yang disumbangkan oleh atom B. Namun, atom B hanya menerima 1 elektron dari setiap atom F. Artinya, atom B masih kekurangan 2 elektron lagi untuk memenuhi aturan oktet.

Jika aturan oktet tidak terpenuhi untuk atom B, BF3 termasuk dalam senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet.

Cara Mengetahui Aturan Oktet Sudah Terpenuhi

Ingat, aturan oktet terpenuhi jika atom memiliki 8 elektron di kulit terluarnya. Untuk mengetahui apakah aturan oktet sudah terpenuhi atau belum, Anda bisa mengeceknya dengan langkah-langkah berikut.

Misalnya ingin mengetahui apakah senyawa karbondioksida (CO2) memenuhi aturan oktet atau tidak, maka cara mengetahuinya adalah:

  • Buatlah konfigurasi elektron dari setiap atom. Misalnya, konfigurasi elektron atom karbon adalah 2 4, sedangkan konfigurasi elektron setiap atom oksigen adalah 2 6.
  • Perhatikan berapa banyak elektron yang ada di kulit terluarnya. Atom karbon memiliki 4 elektron di kulit terluarnya, sedangkan atom oksigen memiliki 6 elektron di kulit terluarnya.
  • Tentukan jumlah elektron yang diperlukan untuk memenuhi aturan oktet. Pada atom karbon, dibutuhkan 4 elektron lagi, sedangkan setiap atom oksigen membutuhkan 2 elektron lagi untuk memenuhi aturan oktet.
  • Tambahkan elektron yang diperlukan untuk memenuhi aturan oktet. Penambahan elektron ini berasal dari pasangan bebas dan ikatan yang terhubung ke atom. Artinya, atom karbon memberikan 2 elektron ke atom oksigen, sedangkan setiap atom oksigen memberikan 2 elektron ke atom karbon.
  • Periksa lagi apakah jumlah elektron pada kulit terluar atom karbon dan oksigen adalah delapan. Jika demikian, itu berarti senyawa CO2 memenuhi aturan oktet.

Pengecualian Aturan Oktet

Aturan oktet sangat berguna untuk memprediksi senyawa mana yang akan dibentuk oleh atom-atom. Namun, ada beberapa pengecualian untuk aturan ini.

Berikut ini adalah beberapa pengecualian untuk aturan oktet.

1. Senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil

Beberapa atom memiliki jumlah elektron valensi ganjil (elektron di kulit terluar). Misalnya senyawa NO (nitrogen oksida) dan NO2 (nitrogen dioksida).

Aturan oktet tidak dapat dipenuhi dalam senyawa dengan jumlah elektron valensi ganjil. Karena, untuk memenuhi aturan oktet, diperlukan sepasang elektron lengkap (delapan elektron) yang merupakan bilangan genap.

2. Senyawa dengan oktet tidak sempurna

3. Senyawa yang oktetnya diperluas

Pengecualian atau penyimpangan dari aturan oktet juga berlaku untuk senyawa yang oktetnya diperluas. Oktet yang diperpanjang ini terletak pada atom periode tiga karena memiliki lebih dari delapan elektron valensi, sehingga melebihi aturan oktet. Misalnya, PCl5SF6CIF3JIKA7dan SbCl5.

Quipperian, itulah pembahasan tentang aturan oktet dalam ikatan kimia. Semoga bisa menambah pemahamanmu, ya!

Sumber :

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 1, Edisi Ketiga, Konsep Inti. Jakarta: Penerbit Erlangga

Indayatmi dan Dwi Wuryani. 2021. Analisis Anorganik Kelas 11 SMK. Yogyakarta: Penerbit AG

Sutresna, Nana. 2008. Kimia Kelas X Semester 1. Bandung: Grafindo Media Pratama

Rahmat, Iman. 2009. Pembelajaran Praktikum Kimia untuk Kelas X. Jakarta: Pusat Buku, Depdiknas

Perbedaan antara. Diakses tanggal 25 Maret 2023