Apa yang dimaksud dengan kritik dan esai? Sebenarnya kritik dan esai merupakan jenis penulisan yang sama-sama mengemukakan pendapat berdasarkan analisa dan bersifat objektif. Meskipun secara umum keduanya memiliki kesamaan, tapi esai dan kritik juga memiliki perbedaan secara spesifik.
Untuk mengetahui perbedaanya, kamu harus paham dulu pengertian, ciri-ciri, jenis, dan struktur kritik dan esai. Setelah itu kamu bisa memulai membuat contoh analisis berdasarkan topik yang kamu sukai. Jadi, baca artikel ini sampai habis, ya!
Pengertian Kritik dan Esai
Kebanyakan orang berpikir bahwa kritik harus berupa komentar negatif atau menunjukkan bahwa karya yang ditampilkan tidak layak untuk dinikmati.
Padahal pengertian kritik merupakan penyeimbang antara kelebihan dan kekurangan yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas suatu karya jadi lebih baik.
Hal ini didukung juga dari pendapat Dan B. Curtis yang menyatakan bahwa kritik adalah masalah penganalisaan dan pengevaluasian sesuatu dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau membantu memperbaiki pekerjaan.
Sedangkan pengertian esai adalah karangan atau prosa singkat yang menunjukkan opini penulis secara subjektif dan bersifat interpretatif. Esai dikemukakan dalam bentuk gagasan, kutipan, sikap, hingga komentar yang didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan.
Jadi, sebelum kamu melakukan kritikan terdapat suatu hal yang dianggap menyimpang, ada baiknya buat dulu kajian analisisnya agar opini yang disampaikan bukan sebuah kebohongan tanpa dasar yang jelas.
Lalu, bagaimana menyampaikan esai? Apakah perlu mencantumkan data seperti jenis teks kritik? Untuk lebih jelasnya, kamu bisa simak perbedaan antara kritik dan esai di bawah ini!
Perbedaan Kritik dan Esai
Berikut ini adalah perbandingan kritik dan esai berdasarkan pengetahuan dan sudut pandang dari penulis serta dapat dilihat juga dari ciri dan jenis-jenisnya, seperti:
Jika berdasarkan isi pengetahuan kritik dapat dikenali dari objek kritikannya yang dapat berupa ilmiah dan non ilmiah seperti, skripsi, artikel, seni rupa, film, dan sebagainya. Sedangkan esai berupa fenomena atau bisa juga objek kajian yang membentuk suatu opini publik. Kritik ditampilkan dalam bentuk deskripsi singkat mengenai keseluruhan isi, lalu untuk esai biasanya tidak disertai ringkasan tersebut. Lalu untuk analisisnya keduanya bisa menggunakan data yang bersifat objektif, namun untuk esai data tersebut bisa tidak digunakan tergantung jenis esai yang sedang dibahas.
Selanjutnya dari segi sudut pandang penulis, kritik harus ditulis berdasarkan teori dan kajian data yang sudah ada. Beda halnya dengan esai yang penulisannya masih dipengaruhi oleh opini pribadi tanpa harus menggunakan kutipan atau teori tertentu.
Ciri-Ciri Kritik
- Kritik dapat dikenal dari komentar tentang karya orang lain.
- Kritik dapat disampaikan dalam bentuk tanggapan positif dan negatif yang tujuannya untuk memperbaiki.
- Menjadi penghubung agar pembaca dapat memahami rangkaian cerita.
- Dalam penyampaiannya biasanya bersifat objektif ataupun berorientasi ekspresif jika diperlukan.
- Untuk pembahasannya dapat berupa karya secara menyeluruh.
- Tidak ada bersifat personal.
Jenis-Jenis Kritik
Jenis kritik berdasarkan penerapannya:
- Kritik induktif merupakan jenis kritik yang mengemukakan penilaian atau penghakiman. terhadap suatu karya sastra, kemudian dihubungkan standar penulisan dari karya tersebut.
- Kritik judisial adalah analisis kritik berdasarkan fakta-fakta yang berhubungan dengan suatu karya, metode, waktu penciptaan dan disusun secara teratur.
- Kritik impresionik adalah teks kritik yang digambarkan memiliki sifat khusus dengan mengekspresikan tanggapan dari kritikus secara langsung.
Jenis kritik berdasarkan cara kerja kritikus:
- Kritik impresionistik adalah kritik yang menghubungkan pengalaman si penulis dengan karyanya.
- Kritik penghakiman adalah jenis kritik yang mengedepankan pernyataan logis berdasarkan asumsi, pemikiran, dan pendapat yang dianggap benar. Dengan berpegang teguh pada jenis ini, kritikus dapat menetapkan apakah karya tersebut baik atau buruk.
- Kritik teknis adalah jenis kritik yang lebih banyak membicarakan kekurangan atau kelemahan dari karya tertentu. Tujuan utama dari jenis kritik ini agar pengarang dapat mengetahui bagian mana saja yang harus diperbaiki.
Ciri-Ciri Esai
- Esai dapat ditulis dalam bentuk karangan singkat.
- Harus memiliki gaya bahasa dan penulisan yang berbeda.
- Dipengaruhi oleh pendapat pribadi.
- Esai dapat ditulis berdasarkan topik yang paling menarik baik dari segi objek maupun subjek.
- Tulisan esai bisa bersifat formal dan informal.
Jenis-Jenis Esai
Untuk membuat esai, kamu harus mengetahui dulu jenis-jenis esai agar dapat membuat tulisan yang baik dan benar, seperti:
- Esai Deskritif
Jenis esai ini menggambarkan subjek atau objek yang menarik perhatian. Terkadang esai menggambarkan keperibadian pengarang melalui topik yang ia bawa seperti latar belakang rumah, suasana taman, atau bentuk lemari, dan sebagainya.
- Esai Kritik
Esai kritik dapat berupa penilaian pengarang terhadap suatu peristiwa, karya seni, atau tokoh-tokoh tertentu. Jika pengarang lebih berfokus pada kritik tentang suatu karya sastra baik dari kelebihan, nilai, ataupun saran maka tanggapan tersebut masuk dalam ranah kritik sastra.
- Esai Cuplikan Watak
Memaparkan kehidupan sesorang agar pembaca dapat memahami tipe dan sifat seseorang yang digambarkan oleh pengarang.
- Esai Pribadi
Serupa dengan jenis esai cuplikan watak, yakni menceritakan kehidupan pribadi hanya saja dalam ceritanya pengarang menggunakan sudut pandang orang pertama yang dapat dikenali dengan kata-kata “saya” dalam setiap karangannya.
- Esai Tajuk
Esai tajuk banyak digunakan di surat kabar dan majalah. Fungsi esai tajuk adalah membentuk opini pembaca terhadap topik dan isu tertentu yang sedang hangat diperbincangkan.
- Esai Reflektif
Esai jenis ini biasanya ditulis oleh kalangan intelektual karena sifat tulisanya terkesan formal dan serius jika topik yang diangkat seputar masalah politik, pendidikan, kemanusiaan, dan lain-lain.
Penyusunan Kritik dan Esai
Struktur Kritik
- Evaluasi
Dalam teks kritik, berisikan pernyataan umum yang ingin disampaikan dan bersifat deduktif.
- Deskripsi Teks
Merupakan bagian isi paragraf yang intinya berupa tanggapan yang memuat informasi berupa data dan pendapat teoritis yang akan mendukung pernyataan sebelumnya atau bisa juga melemahkan suatu pernyataan.
- Penegasan Ulang
Struktur kritik ini bisa disebut juga sebagai kesimpulan yang mengulang kembali pernyataan dari deskripsi teks sebelumnya. Biasanya isi kalimat yang diulang adalah tanggapan kritis yang sudah diputuskan sebagai poin utamanya.
Struktur atau Bagian-Bagian Esai
Untuk membuat esai, kamu harus mengetahui struktur apa saja yang dimilikinya. Sama seperti membuat prosa dan cerpen, esai dibagi dalam tiga struktur yaitu paragraf pendahuluan, isi, dan paragraf penutup. Berikut penjelasan masig-masing strukturnya.
- Pendahuluan
Untuk bagian paragraf pendahuluan atau pembuka biasanya berisikan topik umum yang membahas tentang latar belakang dan informasi singkat tentang tokoh. Biasanya bagian pembukaan harus ditulis semenarik mungkin. Kalimat-kalimat yang digunakan untuk menuls esai bagian pendahuluan yakni kalimat utama dengan gagasan pokok, kalimat penjelas berupa pendapat yang mendukung gagasan utama, dan kalimat penegas.
- Isi
Ketika menulis paragraf isi, kamu harus tahu bagaimana membuat struktur paragraf inti yang tepat. Biasanya paragraf isi fokus pada uraian masalah pada topik utama mulai dari mencontohkan dari kelogisan suatu ide pokok. Untuk kalimat-kalimat yang digunakan dalam paragraf isi esai dapat berupa kalimat utama, kalimat penjelas, dan kalimat penegas dengan memaparkan gagasan utama dan penjelas dari paragraf pembuka.
- Penutup
Paragraf penutup atau kesimpulan biasanya berisi pernyataan ulang atau rangkuman dari keseluruhan isi esai. Untuk menyampaikan kesimpulan, kamu bisa menuliskan kembali poin-poin penting atau bisa juga berdasarkan spekulasi.
Unsur Kebahasaan Kritik dan Esai
Setelah mengetahui perbedaan dari teks kritik dan esai, berikut ini kamu bisa menganalisis teks dan esai dari segi kebahasaan, seperti:
- Menggunakan Pernyataan Persuasif
Pernyataan atau kalimat persuasif dalam kritik dan esai dirangkai dalam kalimat lugas dan dikemas dua sampai empat peristiwa runtut yang isinya dapat mempengaruhi pendapat pembaca.
- Menggunakan Pernyataan Fakta
Kalimat yang digunakan berupa fakta yang dapat membuktikan argumentasi dari penulis. Fakta tersebut dapat berupa kutipan pendapat ahli yang sifatnya menguatkan.
- Menggunakan Pernyataan Bersifat Menilai
Pembaca ataupun kritikus dapat memberikan nilai dan komentar dari teks novel, cerpen, film, atau fenomena tertentu.
- Menggunakan Istilah Teknis
Istilah teknis berkaitan dengan daftar istilah atau kata yang belum familiar, lalu penulis menjelaskan secara detail maksud kata tersebut agar pembaca dapat memahaminya secara langsung.
- Menggunakan Kata Kerja Mental
Kata kerja mental adalah kata kerja yang menyatakan kegiatan atau bentuk aktivitas pikiran yang menggambarkan pendapat penulis terkait masalah yang sedang dibahas.
Contoh Kritik dan Esai
Berikut ini adalah contoh kritik dan esai dari unsur kebahasan, dari contoh ini kamu bisa mulai mengetahui menganalisis teks tersebut secara mudah.
Kritik dan Esai Novel Ayat-Ayat Cinta
Mengisahkan kehidupan Fahri, tokoh utama, yang diwarnai dengan kisah hubungan lelaki dengan perempuan. Fahri adalah seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir. Ia selalu berusaha meneladani Rasulullah Saw. Dalam segala tindak tanduknya. Hal itu tercermin dari perilakunya sehari-hari, baik di dalam bertetangga, berinteraksi dengan lawan jenis, maupun dengan sesama muslim dan nonmuslim. Dakwah adalah aktivitas kesehariannya. Bagi Fahri, dakwah bisa dilakukan di manapun dan kapanpun. Diceritakan bagaimana ia menjelaskan hukum interaksi laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram kepada tetangganya, Maria, yang merupakan pemeluk Kristen Koptik yang taat.
Perasaan Fahri diceritakan dengan baik ketika ia harus menjadi rebutan tiga orang perempuan. Pada bagian cerita bulan madu Fahri dan Aisha digambarkan terjadinya adegan percintaan yang selalu merupakan bagian penting dari satu novel asmara. Di sinilah terlihat kelebihan lain novel ini yang menceritakan hubungan suami-istri, tetapi tidak terjatuh ke dalam kevulgaran. Inti plot adalah kisah cinta segi empat antara Fahri (“aku”) dengan Aisha, Maria, dan Noura. Dalam hubungan persahabatan yang diwarnai getar-getar isyarat cinta antara Fahri dengan ketiga gadis itulah plot novel ini berkembang. Pada akhir cerita Fahri menikahi Aisyah—sebagai akhir kendali alur cerita dan sumber-sumber ide pencerahan.
Kehidupan Fahri berubah 180 derajat ketika ia menikah dengan seorang muslimah Turki. Dari seorang mahasiswa miskin yang berangkat ke Mesir dengan menjual sawah warisan keluarga satu-satunya, ia menjadi suami pemilik perusahaan besar yang laba bulanannya berkisar milyaran rupiah. Hidupnya pun menjadi seperti mimpi: tinggal di apartemen yang berada di kawasan elit Kairo, yang juga merupakan tempat tinggal para selebriti kota Mesir, memiliki istri yang salehah, cantik, dan kaya-raya.
Keimanan dan keikhlasan Fahri diuji ketika ia harus masuk penjara karena difitnah sebagai pemerkosa. Di dalam penjara pun Fahri tetap menjalankan ibadah sunah, seperti salat tahajud. Tak hanya itu, sekalipun di penjara ia tetap menimba ilmu dari seorang Guru Besar Ekonomi yang dipenjara karena kritik-kritik pedasnya. Dari sini Fahri sudah bertindak sebagai santri salaf yang haus ilmu.
Selain cobaan di dalam penjara, Fahri juga menghadapi godaan berupa tawaran untuk menyuap agar ia bisa dibebaskan. Terbersit juga ide untuk memberikan kesaksian palsu untuk memberi kesan bahwa orang yang dipenjara tidak bersalah. Namun, ia tetap memegang teguh prinsip untuk tetap berjalan berdasarkan tuntunan Alquran. Dalam kasus Fahri, kebenaran tetap tak dapat disembunyikan. Akhirnya ia dapat bebas dari penjara sebelum masa hukuman berakhir, berkat kesaksian yang dibeberkan oleh orang-orang yang tadinya memberikan kesaksian palsu.
Novel Ayat-Ayat Cinta ini adalah karya sastra yang berhasil memadukan dakwah, tema cinta, dan latar belakang budaya Islam, dituturkan dengan memakai penceritaan orang pertama ‘aku’. Label novel pembangun jiwa pada jilidnya dan predikat sastra islami yang diberikan oleh para pembacanya, tidak membuat novel ini menjadi sebuah pemaksaan dogmatis yang kering. Amanat atau pesan yang disampaikan tidak terasa menggurui.
Suasana yang dibangun diperkuat dengan penggunaan bahasa Arab formal (fusha) dan informal (‘amiyah’) hampir dalam setiap paragrafnya. Catatan-catatan kaki yang sudah disediakan menjadi sangat berguna. Ungkapan-ungkapan dalam bahasa Arab pasaran yang digunakan di sana-sini berhasil membawa pembaca ke dalam latar novel yang bernuansa sosial-budaya Timur Tengah.
Gaya bahasa yang halus ketika melukiskan suasana alam Mesir di musim panas, sudah terasa sejak baris-baris pertama novel. Kota Mesir yang menjadi latar belakang cerita ini dibangun dengan begitu mengesankan karena pengarang mengalami sendiri hari-hari di kota Mesir. Gambaran kehidupan tokoh utama Fahri yang demikian mengesankan membuat kita berkesimpulan bahwa Fahri tidak lain adalah pengarang sendiri.
Sumber: | Ensiklopedia Sastra Indonesia – Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Itu dia pembahasan mengenai kritik dan esai, serta perbedaannya. Semoga bermanfaat, ya!