Korosi – Kimia Kelas 12 – Pengertian, Faktor dan Pencegahannya

Hai Quipperian, apa kabar? Semoga selalu sehat dan tetap semangat, ya!

Apakah Anda pernah ke bengkel? Jika Anda pernah masuk ke bengkel, pasti Anda akan melihat tumpukan besi yang sudah tidak terpakai dan biasanya berwarna coklat. Saat Anda memegangnya, pasti bagian besi berwarna coklat akan menempel di tangan Anda. Seperti yang diketahui Quipperian, warna dasar besi adalah abu-abu mengkilat.

Lalu, mengapa warnanya bisa berubah menjadi coklat? Itu karena besinya sudah berkarat. Apa itu korosi? Temukan jawabannya dalam pembahasan Quipper Blog ini.

Pengertian Korosi

Pernahkah Anda mendengar istilah karat atau karat pada besi? Nah, pengaratan yang terjadi pada unsur logam seperti besi disebut juga dengan korosi. Apa itu korosi?

Korosi adalah perubahan fisik atau kimia pada logam akibat hilangnya fungsi mekanik logam tersebut. Logam seperti besi dapat mengalami korosi jika bersentuhan dengan senyawa asam, air, dan mengalami perubahan suhu dalam waktu yang lama dan terus menerus.

Formasi Korosi

Proses korosi merupakan proses elektrokimia. Elektrokimia adalah proses reaksi redoks spontan (reduksi oksidasi). Misalnya, korosi besi akan membentuk oksida besi (Fe2HAI3.XH2HAI). Besi akan teroksidasi oleh oksigen dari udara dan akan membentuk korosi. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.

Faktor Percepatan Korosi

Korosi dapat berlangsung cepat atau lambat. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut.

1. Kelembaban air dan udara

Air dan kelembaban memainkan peran penting dalam proses korosi. Semakin tinggi kadar air di sekitar logam, semakin mudah logam tersebut terkorosi. Jika logam berada di area yang memiliki kadar air rendah, seperti di gurun pasir, proses korosi akan berjalan lebih lambat. Oleh karena itu, simpanlah setrika di rumah Anda di tempat yang kering dan tidak lembab agar besi tidak mudah berkarat.

2. Elektrolit

Ketika Anda mendengar istilah elektrolit, apa yang Anda pikirkan? Jangan-jangan, Anda memikirkan salah satu produk minuman, B 100%. Ha ha.

Elektrolit adalah tempat atau media di mana transfer muatan berlangsung. Hal ini menyebabkan oksigen di udara lebih mudah mengikat elektron. Misalnya air hujan yang bersifat asam dan air laut yang asin dapat menjadi media percepatan korosi. Tak heran jika besi di lingkungan pabrik lebih cepat terkorosi akibat paparan senyawa asam.

3. Permukaan logam tidak rata

Ternyata, bentuk permukaan logam juga mempengaruhi kecepatan korosi. Logam dengan permukaan yang tidak rata akan mudah terkorosi. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya kutub muatan pada permukaan logam. Ada kutub muatan yang bertindak sebagai anoda dan katoda. Jika Anda memiliki logam di rumah, jangan lupa untuk selalu membersihkannya dan mengondisikannya sesekali agar logam tetap licin. Dengan begitu, logam tidak akan mudah terkorosi.

4. Pembentukan sel elektrokimia

Terbentuknya sel elektrokimia ini dilatarbelakangi oleh adanya dua permukaan logam yang saling bersentuhan. Jika permukaan logam yang bersentuhan memiliki potensial elektroda yang berbeda, sel elektrokimia akan terbentuk. Ketika sel elektrokimia terbentuk, logam dengan potensial elektron yang lebih rendah akan melepaskan elektron, sehingga terjadi oksidasi. Nah, oksidasi adalah penyebab utama korosi.

Pencegahan Korosi

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, bagaimana caranya agar besi atau logam tidak mudah berkarat? Ingat, banyak perkakas di sekitar rumah yang menggunakan besi atau logam, misalnya gerbang. Dengan baikAnda tidak perlu khawatir, berikut cara mencegah besi atau logam tidak mudah berkarat.

  1. Usahakan agar logam tidak bersentuhan langsung dengan udara luar. Bagaimana caranya? Dengan membuat lingkungan sekitar logam bebas oksigen yaitu mengalirkan gas karbondioksida.
  2. Jika cara di poin 1 agak sulit, masih ada cara lain yaitu dengan mengecatnya. Melalui pengecatan, permukaan logam tidak akan bersentuhan langsung dengan udara luar yang mengandung oksigen dan uap air. Dengan demikian, logam tidak akan mudah terkorosi.
  3. Menggunakan elektroplating, yaitu melapisi permukaan logam secara elektrokimia. Permukaan logam yang akan dilapisi bertindak sebagai katoda, sedangkan pelapis — dalam hal ini logam lain — bertindak sebagai anoda. Anda bisa melihat contoh elektroplating ini pada bodi mobil. Sebenarnya bodi mobil terbuat dari besi atau baja. Pernahkah Anda melihat bodi mobil yang berkarat? Tentu saja tidak. Itu karena bodi mobil sudah dilapisi logam lain, yakni krom, sehingga tampak lebih cantik dan mengkilat.
  4. Pengorbanan perlindungan anoda atau katoda, yaitu cara mencegah korosi dengan cara mencegah terbentuknya sel elektrokimia. Proteksi katoda atau pengorbanan anoda dilakukan dengan cara menyambungkan logam yang akan dilapisi dengan logam yang memiliki potensial elektroda lebih kecil. Logam dengan potensial elektroda yang lebih kecil bertindak sebagai anoda yang nantinya akan mengalami reaksi oksidasi (logam yang akan terkorosi). Selama logam pelapis atau anoda masih ada, logam yang dilapisi (katoda) tidak akan mengalami korosi. Itulah sebabnya reaksi ini disebut pengorbanan anoda atau perlindungan katoda.
  5. Membuat paduan dengan mencampurkan besi dengan logam tahan korosi lainnya seperti nikel atau kromium. Campuran ini dikenal sebagai baja tahan karat.

Itulah pembahasan Quipper Blog tentang korosi. Ternyata, korosi adalah proses alami yang masih bisa Anda cegah untuk terbentuk. Jelas bahwa belajar kimia sangat bermanfaat bagi kehidupan. Tanpa pengetahuan seperti ini, banyak logam yang seharusnya berguna menjadi rusak karena korosi.

Maka dari itu, jangan bosan belajar Kimia, karena Kimia itu mudah. Untuk membuat belajar lebih mudah, Anda dapat bergabung bersama Video Quiper. Mangsa langganan, Ya!

Pengarang: Eka Viandari