Bilangan Oksidasi: Aturan Penentuannya, Contoh, dan Pembahasan

Tahukah Anda bahwa angka tidak hanya ada di Matematika, Kamu tahu? Dalam mata pelajaran Kimia juga terdapat bilangan yang disebut bilangan oksidasi atau disebut juga bilangan oksidasi.

Bilangan oksidasi atau bilangan oksidasi adalah bilangan atau bilangan yang menyatakan jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima oleh suatu atom dalam pembentukan suatu senyawa. Untuk menentukan bilangan oksidasi ini tidak boleh sembarangan karena ada beberapa aturan yang harus diikuti.

Bagaimana aturan penentuan bilangan oksidasi? Artikel ini akan membahas lebih detail tentang bilangan oksidasi. Oleh karena itu, baca terus artikel ini sampai selesai ya?

Apa itu Bilangan Oksidasi?

Bilangan oksidasi adalah bilangan atau bilangan yang menyatakan jumlah elektron yang dilepaskan atau diterima oleh suatu atom dalam pembentukan suatu senyawa. Bilangan ini diberi tanda positif (+) saat atom kehilangan elektron dan diberi tanda negatif (-) saat atom menerima elektron.

Misalnya, senyawa NaCl terbentuk dari atom Na dan Cl yang berikatan secara ionik. Na melepaskan atau memberikan elektron kepada Cl sehingga berubah menjadi ion Na+. Sedangkan Cl menerima atau menyerap elektron dari Na sehingga berubah menjadi ion Cl.

Jika contoh transfer elektron dalam senyawa NaCl ini dapat dituliskan menjadi persamaan, akan terlihat seperti ini:

Na → Na+ + e

cl + e → Kl

________________

Na + Cl → Na+ + Kl

Dari penjelasan di atas, mungkin akan membuat Anda bertanya-tanya mengapa elektron suka berpindah-pindah. Nah, transfer elektron ini sebenarnya adalah cara atom untuk mencapai stabilitas.

Ingat, atom dikatakan stabil jika elektron valensinya (elektron pada kulit terluar atom) memenuhi aturan oktet (delapan) atau duplet (dua) atau sesuai dengan konfigurasi elektron unsur gas mulia, seperti He dan Ne.

Dalam menentukan bilangan oksidasi tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan.

Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi

Aturan penentuan bilangan oksidasi bertujuan untuk memudahkan kita dalam menentukan bilangan oksidasi atom-atom dalam berbagai senyawa yang dibentuknya. Berikut ini adalah aturan untuk menentukan volume.

1. Bilangan oksidasi unsur bebas adalah 0 (nol)

Unsur bebas adalah unsur yang tidak stabil dan tidak terikat secara kimiawi dengan unsur lain. Misalnya, Na,H2N2Saudara laki-laki2Jadilah, K, O2dan P4. Delapan unsur memiliki bilangan oksidasi nol.

2. Bilangan oksidasi ion monoatomik sama dengan muatannya

Ion monoatomik adalah ion yang hanya terdiri dari satu atom. Masing-masing ion monoatomik ini memiliki bilangan oksidasi yang sama dengan muatannya. Contoh:

  • Bilangan oksidasi Li+Na+K+dan Ag+ adalah +1.
  • Bilangan oksidasi Mg2+ca2+Cu2+dan Fe2+adalah +2.
  • Bilangan oksidasi FklSaudara laki-lakidan sayaadalah -1.
  • Bilangan oksidasi pada O2- dan S2-adalah -2.

3. Jumlah bilangan oksidasi semua atom unsur yang terkandung dalam suatu senyawa adalah 0 (nol)

Contoh:

Dalam senyawa NaCl, jumlah bilangan oksidasi Na dan Cl harus sama dengan nol. Bilangan oksidasi Na dalam NaCl adalah +1, sedangkan bilangan oksidasi Cl dalam NaCl adalah -1 sehingga jumlah kedua bilangan oksidasi tersebut adalah nol.

Bilangan oksidasi Cu dalam senyawa CuO adalah +2 dan bilangan oksidasi O dalam senyawa CuO adalah -2 sehingga jumlahnya nol.

4. Bilangan oksidasi atom-atom pembentuk ion poliatomik sama dengan muatannya

Ion poliatomik adalah ion yang terbentuk dari dua atau lebih atom yang berikatan membentuk ion, baik ion positif (kation) maupun ion negatif (anion). Misalnya, OH (ion hidroksida), SO42 (ion sulfat), dan NH+4 (ion amonium).

Bilangan oksidasi atom-atom yang membentuk ion poliatomik ini sama dengan muatannya. Contoh:

  • Pada ion OHbilangan oksidasi O ditambah bilangan oksidasi H = -1.
  • Pada ion SO42bilangan oksidasi S bertambah 4 kali bilangan oksidasi O = -2.
  • Pada ion NH+4bilangan oksidasi N bertambah 4 kali bilangan oksidasi H = +1.

5. Bilangan oksidasi unsur-unsur golongan basa (IA) dalam berbagai senyawa yang dibentuknya adalah +1

Contoh:

  • Bilangan oksidasi Na pada NaCl, NaOH, Na2BERSAMA3Na3PO4dan semua senyawa Na adalah +1.
  • Bilangan oksidasi Li, K, Rb, Ca, Fr dalam semua senyawanya adalah +1.

6. Bilangan oksidasi unsur golongan alkali tanah (IIA) dalam berbagai senyawa yang dibentuknya adalah +2

Misalnya, unsur Mg, Ca, Sr, Ba dalam semua senyawanya memiliki tingkat oksidasi +2.

7. Bilangan oksidasi atom hidrogen (H) dalam senyawa adalah +1

Bilangan oksidasi atom hidrogen (H) dalam senyawa adalah +1, kecuali senyawa hidrida logam alkali (golongan IA) dan logam alkali tanah (golongan IIA). Contoh:

  • Bilangan oksidasi H dalam senyawa H2O, HCl, HF, H2JADI4HNO3NH3dan CH4 adalah +1.
  • Bilangan oksidasi H dalam senyawa KH, NaH, MgH2dan CaH2 adalah -1.

8. Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2

Bilangan oksidasi oksigen dalam senyawanya adalah -2, kecuali dalam peroksida dan senyawa OF2. Contoh:

  • Bilangan oksidasi O dalam H2Oh, CO2JADI2H2JADI4dan KClO3 adalah -2 (senyawa oksigen).
  • Bilangan oksidasi O dalam H2HAI2,Na2HAI2dan BaO2 adalah -1 (senyawa peroksida).
  • Bilangan oksidasi O dalam senyawa OF2 adalah +2.

Pengecualian Aturan Penentuan Bilangan Oksidasi

Berikut ini adalah beberapa pengecualian aturan untuk menentukan bilangan oksidasi.

  • Di F2O, bilangan oksidasi O adalah +2.
  • Dalam sistem gugur2bilangan oksidasi O adalah -½ .
  • dalam peroksida (H2HAI2,Na2HAI2dan BaO2), bilangan oksidasi O adalah -1.
  • Dalam logam hidrida (NaH, CaH2dan AlH3), bilangan oksidasi H adalah -1.

Contoh soal

Agar Anda lebih memahami tentang penentuan bilangan oksidasi, mari kita lihat beberapa contoh beserta pembahasannya di bawah ini.

Contoh 1

Tentukan bilangan oksidasi P dalam ion PO43-!

Diskusi:

  • Ingat, pada aturan 2 dan 4 dinyatakan bahwa bilangan oksidasi atom pembentuk ion monoatomik dan poliatomik sama dengan muatannya. Yaitu, keadaan oksidasi oksidasi PO43- adalah -3.
  • Oksigen memiliki tingkat oksidasi -2.
  • Misalkan bilangan oksidasi P = x

Oksidasi ion PO43- = ( 1 x keadaan oksidasi P) + (4 x keadaan oksidasi)

-3 = (1 x (x)) + (4 x (-2))

-3 = x + (-8)

-x = (-8) + 3

-x = –5

x = +5

Jadi, keadaan oksidasi unsur P adalah +5.

Contoh 2

Tentukan bilangan oksidasi unsur-unsur penyusun senyawa NaClO3!

Diskusi:

Menurut aturan 2, bilangan oksidasi Na adalah +1. Sedangkan O memiliki keadaan oksidasi -2. Dari ketiga unsur penyusun senyawa NaClO3, hanya unsur Cl yang tingkat oksidasinya tidak diketahui. Jadi, untuk mengetahui bilangan oksidasi Cl dapat menggunakan unsur-unsur yang bilangan oksidasinya diketahui.

(1 x keadaan oksidasi Na) + (1 x keadaan oksidasi Cl) + (3 x keadaan oksidasi 2) = 0

(+1) + keadaan oksidasi Cl + (3 x (-2)) = 0

(+1) + keadaan oksidasi Cl + (-6) = 0

keadaan oksidasi Cl = 6 – 1

keadaan oksidasi Cl = +5

Jadi, jumlah unsur Na, Cl, dan O dalam NaClO3 adalah +1, +5, dan -2.

Quipperian, demikian pembahasan tentang bilangan oksidasi dalam Kimia. Semoga membantu!