8 Contoh Teks Negosiasi dalam Kehidupan Sehari-hari beserta Strukturnya

Rangkaberita, apakah kamu pernah melakukan tawar-menawar saat berbelanja? Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, kegiatan tawar-menawar ini dipelajari dalam materi teks negosiasi. 

Teks negosiasi adalah sebuah teks yang memuat interaksi sosial guna mencapai kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang memiliki pendapat atau kepentingan berbeda. Negosiasi yang dilakukan bisa berupa jual-beli barang, penawaran kerja, dan sebagainya. 

Supaya kamu lebih paham dengan teks ini, coba perhatikan beberapa contoh teks negosiasi beserta strukturnya berikut ini.

Apa Itu Teks Negosiasi?

Sebelum membahas contoh teks negosiasi, sudahkah kamu memahami apa itu teks negosiasi? Bagaimana struktur dan ciri-cirinya?

Kalau belum, ada baiknya kamu memahami pengertian, struktur, dan ciri-ciri teks negosiasi terlebih dahulu. Sebab, dalam Bahasa Indonesia ada berbagai jenis teks yang jika tidak dipahami dengan baik akan membuat kamu kebingungan dalam membedakannya. 

Teks negosiasi adalah sebuah teks yang memuat interaksi sosial guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak (individu, kelompok, atau organisasi) dengan pihak lainnya yang memiliki pendapat atau kepentingan berbeda. 

Tujuan dari teks ini adalah mengurangi atau menghilangkan perbedaan pendapat atau kepentingan di antara kedua belah pihak sehingga tercapai kesepakatan yang disetujui bersama. 

Selain jual-beli barang dan jasa, negosiasi juga dapat dilakukan saat penawaran kerja, penempatan tenaga kerja, pembagian warisan, sengketa rumah atau tanah, penggajian karyawan, dan masih banyak lagi. 

Teks negosiasi juga memiliki ciri-ciri yang memudahkan kamu untuk membedakannya dengan jenis teks Bahasa Indonesia lainnya,yaitu:

  • Adanya pihak-pihak yang memiliki kepentingan masing-masing.
  • Adanya perbedaan kepentingan dari kedua pihak.
  • Adanya pengajuan dan penawaran.
  • Adanya kesepakatan sebagai hasil negosiasi. 

Sementara itu, untuk struktur teks organisasi terbagi menjadi dua, yaitu struktur umum yang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup, serta struktur teks organisasi kompleks yang terdiri dari orientasi, permintaan, pemenuhan, penawaran, persetujuan, pembelian, dan penutup. 

Contoh Teks Negosiasi beserta Strukturnya

Berikut adalah beberapa contoh teks negosiasi beserta strukturnya.

Contoh Teks Negosiasi 2 Orang tentang Jual Beli Tas

Orientasi

Pembeli: “Permisi, di sini jual tas juga?” 

Penjual: “Iya, silahkan bisa dipilih-pilih dulu.”

Permintaan

Pembeli: “Untuk tas ransel yang ini berapa ya?” 

Pemenuhan

Penjual: “Oh itu harganya Rp250 ribu. Spesifikasinya juga sudah dilengkapi dengan banyak fitur. Di antaranya sudah anti air, resleting anti rusak dan juga bonus rain cover.”

Penawaran

Pembeli: “Mahal juga yah. Nggak bisa kurang, pak?” 

Penjual: “Maaf kalau untuk yang itu sudah pasnya begitu. Atau kalau mau saya ambilkan tas sejenis lain tapi yang lebih murah?” 

Pembeli: “Coba tolong ambilin yang lebih murah pak.” 

Penjual: “Baik, ini dia, pak. Bedanya hanya di ukurannya saja. Yang ini sedikit lebih kecil. Selebihnya kurang lebih sama dengan yang tadi, kok. 

Pembeli: “Hm.. begitu ya. Harganya berapa, pak?” 

Penjual: “Rp200 ribu, pak.” 

Pembeli: “Rp150 ribu boleh pak? 

Penjual: “Baik, boleh pak.”

Persetujuan

Pembeli: “Deal ya.”

Pembelian

Penjual: “Iya, pak. Ini tasnya. Terima kasih sudah berbelanja di sini, ya.” 

Penutup

Pembeli: “Sama-sama, pak.”

Contoh Teks Negosiasi Pendek di Sekolah

Orientasi

Fikri: “Selamat pagi, pak.” 

Wali Kelas: “Iya selamat pagi, Fikri. Ada apa ya?” 

Fikri: “Saya ke sini ingin membahas rencana kita terkait lokasi dan dress code pakaian untuk pemotretan buku tahunan sekolah, pak.”

Permintaan

Wali Kelas: “Oh iya, jadi bagaimana, Fik? Apa semua anggota kelasnya setuju dengan lokasi yang Bapak usulkan di lingkungan alam sebagaimana kakak kelas kalian terdahulu?”

Pemenuhan

Fikri: “Hasil diskusi kami di kelas tadi, para siswa tidak setuju pak. Karena tempatnya yang memang jauh dari sini, kami takut ketika siswa sudah sampai di tempat, mereka sudah kelelahan setelah melalui perjalanan yang jauh.” 

Wali Kelas: “Baiklah kalau begitu, Bapak juga khawatir sebenarnya kalau terlalu jauh dan anak-anak juga jadi kelelahan duluan. Tapi, apa ada usulan lain dari kalian?”

Penawaran

Fikri: “Kami lebih memilih untuk melakukan pemotretan buku tahunan sekolah di cafe dekat sekolah, pak.” 

Wali Kelas: “Tapi kalau begitu, kalian harus mengeluarkan uang lagi untuk biaya sewa tempatnya, bukan? 

Persetujuan

Fikri: “Iya, pak. Tidak apa-apa kok. Kami tidak keberatan.”

Pembelian

Wali Kelas: “Bagus kalau begitu. Karena tempatnya yang lebih dekat juga akan memudahkan Bapak ketika meminta persetujuan kepala sekolah nantinya. Bapak setuju, Fik.” 

Penutup

Fikri: “Baik, pak. Terima kasih banyak. Saya pamit ke kelas lagi, ya.” 

Wali Kelas: “Silakan.”

Contoh Teks Negosiasi Informal tentang Antar Teman

Selepas kegiatan mengajar, Pak Amru ingin berkemah sore ini, tapi ia tidak memiliki peralatan untuk berkemah. Kemudian, ia teringat ada salah satu temannya, yaitu Bu Piti memiliki peralatan kemah. Pak Amru pun segera menghubunginya. 

Orientasi

Pak Amru: “Halo, assalamu’alaikum.”

Bu Piti: “Wa’alaikumsalam. Ya Am, ada apa?”

Permintaan

Pak Amru: “Ini Pit, sore ini aku ingin berkemah. Apa aku boleh meminjam peralatan berkemah milikmu?”

Pemenuhan

Bu Piti: “Ya, tentu saja boleh. Memang akan dipinjam sampai berapa lama?”

Pak Amru: “Ya, kira-kira seminggu, Pit. Bagaimana?”

Penawaran

Bu Piti: “Wah, kalau seminggu tidak bisa, Am. Mungkin hanya bisa 3 hari.”

Pak Amru: “Apa tidak bisa lebih lama? Bagaimana kalau 5 hari?”

Bu Piti: “Mungkin 4 hari cukup, Am.”

Persetujuan

Pak Amru: “Baiklah, 4 hari saja. Oke?”
Bu Piti: “Oke, kapan kamu mengambil peralatannya?”

Penutup

Pak Amru: “Setelah ini aku akan pergi ke rumahmu dan mengambilnya. Terima kasih, Pit. Assalamu’alaikum.”

Bu Piti: “Sama-sama. Wa’alaikumsalam.

Akhirnya, Pak Amru mendapatkan peralatan kemah yang dibutuhkannya dan segera mengambilnya di rumah Bu Piti dengan kesepakatan akan dikembalikan setelah 4 hari.

Contoh Teks Negosiasi 3 Orang tentang Kerja Kelompok

Orientasi

Hamam: “Hai Dhaffa, Ibra!”

Dhaffa dan Ibra: “Hai, Mam!”

Permintaan

Hamam: “Jadi kapan kita mau kerja kelompok?”

Pemenuhan

Dhaffa: “Kalau besok jam 4 di rumahku saja bagaimana?”

Ibra: “Boleh, Dhaf. Tapi aku tidak bisa lama-lama karena jam 5 aku jadwal latihan futsal.”

Hamam: “Oke, supaya pengerjaannya bisa lebih cepat, kita bagi-bagi tugas saja.”

Dhaffa: “Ide bagus!”

Penawaran

Hamam: “Berhubung materi presentasi Teks Editorialnya sudah dibagikan sama bu guru, kita tinggal membagi per sub materi saja. Misal, Dhaffa yang mengerjakan tentang struktur teksnya, aku bagian jenis-jenis teks, dan Ibra bagian contoh teks editorial.”

Ibra: “Aku bagian struktur teks saja, bagaimana?”

Dhaffa: “Boleh, kalau begitu aku bagian contoh teks editorialnya, ya. Bagian pengertiannya siapa? Kalau kamu saja bagaimana, Hamam?”

Hamam: “Boleh. Tapi bagian edit sekaligus menambahkan animasi supaya presentasinya lebih menarik, kamu saja ya, Dhaf karena biasanya kamu punya ide yang lebih baik.”

Persetujuan

Dhaffa: “Oke, tidak masalah.”

Penutup

Ibra: “Oke, sampai ketemu di rumah Dhaffa besok, ya! Jangan sampai telat!”

Hamam: “Siap!”

Contoh Teks Negosiasi 4 Orang tentang Liburan

Permintaan

Saitama: “Gimana, guys? Tahun ini kita mau kemana liburannya, nih?” 

Pemenuhan

Valent: “Ke pantai lagi?” 

Kevin: “Itu pantai yang bagus-bagus di mana lagi ya?” 

Anas: “Pantai lagi, nih? Aku, sih lagi mau ke alam-alam kayak gunung gitu, deh” 

Saitama: “Sama sih, udah lama juga, nih nggak naik gunung. Badan perlu dipanasin lagi.” 

Valent: “Ah bikin capek juga yang gitu-gitu mah, biayanya juga mahal, kan?” 

Kevin: “Coba aja dulu. Lagian kamu juga belum pernah naik gunung, kan?” 

Anas: “Tenang saja, Valent, nggak secapek dan semahal itu, kok.” 

Penawaran

Saitama: “Kalau gitu, kita coba di naik gunung yang rendah-rendah aja dulu, gunung Lembu yang di Purwakarta cocok kayaknya tuh.” 

Valent: “Biayanya berapa?” 

Saitama: “Murah, kok, nggak sampai Rp500.000. Kalau mau, malamnya kita sekalian 

camping biar nggak terlalu capek naik-turun langsung.” 

Persetujuan

Anas: “Boleh, sudah lama juga kita nggak camping bersama lagi?” 

Saitama: “Jadi gimana, Lent? Kamu setuju nggak?” 

Valent: “Hmm.. oke deh kalau gitu, setuju.” 

Penutup

Kevin: “Nah gitu dong! Ya sudah, tiga hari sebelum berangkat kita kumpul lagi untuk bahas jadwal, perlengkapan dan estimasi biayanya, ya.” 

Anas, Saitama, Valent: “Oke!.”

Contoh Teks Negosiasi Singkat tentang Pendidikan

Orientasi

Ayah: “Nak, ke sini. Ayah mau bicara.”

Anak: “Ada apa, Yah?”

Permintaan

Ayah: “Apa rencanamu ke depan setelah lulus SMP, Nak?”

Pemenuhan

Anak: “Oh, aku ingin masuk sekolah kejuruan, Yah.”

Penawaran

Ayah: “Kejuruan? Gak salah, Nak? Kenapa gak ke SMA saja? Nanti kamu bisa kuliah dengan pilihan yang terbaik.”

Anak: “Aku ingin segera mengembangkan bakat mekanikku, Yah. Lagian setelah tamat SMK kan bisa kuliah juga.”

Ayah: “Iya, tapi nanti kamu akan kesulitan kalau mau kuliah karena jurusannya terbatas dan kemampuan akademiknya juga kurang siap. Jadi, ayah sarankan ke SMA saja, ya.”

Anak: “Waduh, ayah gimana, sih. Emangnya ayah yang mau sekolah? Lagian kalau nanti gak kuliah, aku langsung bisa kerja di perusahaan otomotif”

Ayah: “Masa zaman sekarang tidak kuliah? Apa kata orang?”

Anak: “Ayah tenang saja, semuanya sudah aku pikirkan. Ayah doakan saja biar aku mudah meraih cita-cita.”

Persetujuan

Ayah: “Ya sudahlah kalau itu mau kamu, tapi nanti malam kamu pikirkan lagi, ya.”

Anak: “Iya, Yah.”

Penutup

Ayah: “Ya sudah, lanjutkan belajarmu.”

Anak: “Iya, aku masuk ke kamar dulu, Yah.”

Contoh Teks Negosiasi Penawaran Produk

Orientasi

Pembeli: “Selamat siang, Mas. Saya mau beli laptop.” 

Penjual: “Siang, mas. Mau laptop yang seperti apa dan spesifikasi yang dibutuhkan bagaimana, ya? Biar saya bantu pilihkan.” 

Permintaan

Pembeli: “Saya butuh laptop buat kuliah, sih. Tapi karena saya suka main game juga jadi kira-kira yang kuat buat game-game berat ada nggak ya? 

Pemenuhan

Penjual: “Oh ada, Mas. Kebetulan ini laptop XYZ keluaran terbaru. Sudah dilengkapi dengan software buat kuliah dan speknya juga kuat buat main game-game berat.” 

Pembeli: “Wah cocok, nih. Berapa harganya, ya?” 

Penjual: “Rp14.999.999 saja, Mas.” 

Penawaran

Pembeli: “Kalau Rp10.000.000 dapat nggak, Mas?” 

Penjual: “Belum dapat, Mas, maaf. Harga segitu sudah dapat bonus anti gores dan flash disk juga, kok.” 

Pembeli: “Beneran nggak bisa kurang, Mas? Kalau Rp13.000.000 gimana?” 

Penjual: “Kalau Rp13.000.000 nggak dapat bonus, Mas.” 

Pembeli: “Nggak sama sekali, Mas? Gratis anti gores juga ya, Mas. Kalau flash disk saya juga nggak terlalu butuh. Di kost ada Wi-Fi soalnya.” 

Persetujuan

Penjual: “Ya sudah, khusus buat mas hari ini saya kasih harga Rp13.000.000 bonus anti goresnya.” 

Pembeli: “Terima kasih, Mas. Langsung bungkus, ya.” 

Penutup

Penjual: “Sama-sama Mas. Saya siapkan dan install sistem operasinya dulu, ya. Mohon tunggu sebentar.”

Contoh Teks Negosiasi dalam Bentuk Narasi

Pada Minggu sore seorang anak remaja yang bernama Budi berkunjung ke toko hendak membeli tas sekolah karena tas yang ia pakai selama ini telah rusak. Ia mendatangi satu di antara toko penjual tas di kawasan pertokoan.

Sesampainya di toko tersebut, Budi bertanya-tanya kepada si penjual tentang kisaran harga dan kualitas tas yang dijual di toko tersebut.

Permintaan

“Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana yah pak?”

Pemenuhan

“Oh iya Dek, harga tas di sini bermacam-macam, mulai harga Rp100.000 sampai Rp500.000.”

“Oh begitu yah. Apa boleh melihat model dan warna tasnya Pak?”

“Boleh Dek, di sebelah sini. Ikut Bapak saja.”

Budi pun mengikut si penjual berkeliling melihat-lihat tas. Di satu di antara rak, Budi melihat tas yang membuatnya tertarik, ia suka model dan warnanya. Ia menghampiri rak tersebut dan menanyakan harga tasnya ke penjual.

“Kalau boleh tahu harga tas yang ini berapa ya Pak?”

“Kalau yang ini harganya Rp250.000, Dek.”

Penawaran

Budi merasa harga tersebut mahal, tetapi ia terlanjur suka dengan tasnya. Ia pun mencoba menawar.

“Kok, mahal banget ya Pak, apa tidak bisa ditawar?”

“Iya Dek, karena tas ini keluaran terbaru, kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa Dek?”

“Rp180.000 aja pak tasnya”

“Aduh Dek, kalau harga segitu belum bisa.”

“Saya tambah deh Pak Rp10.000, jadi Rp190.000 bagaimana Pak?”

“Maaf dek belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja, Bapak turunkan menjadi Rp235.000 bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah.”

“Turunin dikit dong Pak, Rp220.000 aja.”

Persetujuan

“Iya deh kalau begitu, boleh diambil dengan harga segitu”

Penutup

Setelah sepakat dengan harga tasnya, mereka berdua beranjak menuju tempat kasir untuk membayar harga tas. Akhirnya, Budi mendapatkan tas sekolah yang ia inginkan.